TIMES SAMARINDA, JAKARTA – Menteri Keuangan R(I (Menkeu RI) Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan bahwa anggota Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) telah menyalurkan kredit produktif sebesar Rp112,4 triliun dari Rp200 triliun penempatan dana pemerintah atau Saldo Anggaran Lebih (SAL).
“Kalau kita lihat yang diserap sampai akhir September lebih dari Rp112 triliun telah disalurkan kembali ke masyarakat dalam bentuk kredit produktif,” kata Purbaya dalam konferensi pers APBN KiTa Edisi Oktober 2025 di Jakarta, Selasa (14/10/2025).
Rinciannya, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk telah menyalurkan Rp40,6 triliun dari alokasi penempatan dana Rp55 triliun atau setara 74 persen per 30 September 2025.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) merealisasikan Rp33,9 triliun dari Rp55 triliun atau 62 persen. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) merealisasikan Rp27,6 triliun dari Rp55 triliun atau 50 persen.
Kemudian, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menyalurkan Rp4,8 triliun dari Rp25 triliun atau setara 19 persen, dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Rp5,5 triliun dari Rp10 triliun atau 55 persen.
Realisasi itu, menurut Purbaya, menunjukkan lebih dari separuh dana yang ditempatkan oleh pemerintah sudah bekerja untuk menopang konsumsi, investasi dan pertumbuhan ekonomi nasional.
Bukti lain yang turut mendukung efektivitas injeksi dana tersebut terlihat pada pertumbuhan uang beredar, di mana M0 atau base money melaju pesat menjadi 13,2 persen dari sebelumnya hampir mendekati posisi 0.
Purbaya menyatakan kinerja ini menunjukkan uang di sistem perekonomian telah bertambah signifikan.
Purbaya menegaskan inisiatifnya tersebut bukan hanya menyoal likuiditas perbankan, melainkan soal penciptaan efek berganda (multiplier effect), menurunkan "cost of fund", mendorong pembiayaan sektor riil dan menjaga momentum pemulihan.
Terkait likuiditas, Purbaya menyebut likuiditas sistem keuangan nasional tetap longgar, tercermin pada data suku bunga pasar antarbank (PUAB), seperti IndONIA yang turun dari 4,59 persen menjadi 4,04 persen. Sedangkan JIBOR 7D turun dari 5,17 persen menjadi 4,86 persen.
“Jadi memang uang yang kami gelontorkan sudah bisa menurunkan tingkat suku bunga pasar antarbank yang tecermin dari IndONIA dan JIBOR 7D. Artinya bunga pinjaman juga akan turun. Jadi, dampak dari kebijakan kita riil,” tutur Menkeu. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Menkeu Purbaya: Rp112,4 Triliun Kredit Produktif Sudah Disalurkan Himbara
Pewarta | : Antara |
Editor | : Ronny Wicaksono |