TIMES SAMARINDA, SAMARINDA – Kota Samarinda kembali menjadi sorotan nasional. Kali ini, lewat program Integrated City Planning (ICP) yang digagas oleh Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum (PU). Dalam program strategis ini, Samarinda ditetapkan sebagai salah satu dari 10 kota pilot project nasional yang akan menjadi model perencanaan kota terpadu di Indonesia.
Program ICP ini bertujuan memetakan arah pembangunan Kota Samarinda hingga 20 tahun ke depan, sekaligus memposisikan Samarinda dalam peta Tri-City IKN, bersama Ibu Kota Nusantara (IKN) dan Balikpapan.
Tidak hanya menyinkronkan aspek tata ruang, ICP juga menitikberatkan pada sinkronisasi ekonomi dan arah pembangunan wilayah agar terintegrasi secara berkelanjutan.
Paparan konsep besar ICP disampaikan langsung oleh Kepala Pusat Pengembangan Infrastruktur PU Wilayah I BPIW Kementerian PU, Benny Hermawan, bersama Tim Konsultan ICP, di Ruang Rapat Wali Kota Samarinda, Senin (3/11/2025). Hadir dalam kegiatan tersebut Wali Kota Samarinda Dr. H. Andi Harun, Sekda Kota Samarinda Hero Mardanus Satyawan, serta sejumlah pejabat perangkat daerah terkait.
Kota Pendidikan dan Manufaktur
Suasana rapat membahas Kawasan Karang Mumus dan Pecinan. (Foto: photograp08 for TIMES Indonesia)
Dalam pemaparannya, Benny Hermawan menjelaskan bahwa desain konsep ICP telah melalui proses perencanaan mendalam dan menghasilkan strategi pembangunan Samarinda hingga tahun 2045.
“Bukan hanya rencana, tapi didorong agar bisa diimplementasikan dan membawa perubahan. Tentunya tidak terlepas dari masterplan Kota Samarinda dan diarahkan oleh Bappenas,” ujar Benny.
Ia menjelaskan, dalam skema Tri-City IKN, masing-masing kota memiliki peran strategis:
a. IKN berfungsi sebagai superhub pemerintahan dan pusat ekonomi baru,
b. Balikpapan menjadi muscle logistik dan energi,
c. Samarinda diarahkan sebagai pusat pendidikan, manufaktur, perdagangan jasa, dan transformasi energi.
Samarinda dinilai memiliki modal kuat, antara lain status sebagai ibu kota provinsi, ketersediaan air bersih yang mencukupi, posisi strategis di jalur antarwilayah Kalimantan Timur, kedekatan dengan IKN, serta potensi besar pengembangan waterfront city di sepanjang Sungai Mahakam dan Karang Mumus.
Fokus Awal: Revitalisasi Kawasan Tengah Kota
Tahap awal ICP akan difokuskan pada penataan kawasan strategis di jantung kota, meliputi Muara Karang Mumus, koridor Jalan Yos Sudarso, kawasan Pecinan, hingga Pelabuhan Samarinda.
Selain itu, konsep penataan juga menekankan pelestarian klenteng dan bangunan cagar budaya yang menjadi identitas sejarah kota.
Usai pemaparan, tim BPIW bersama Tim Teknis Pemkot Samarinda langsung melakukan peninjauan lapangan ke sejumlah titik yang masuk dalam rencana penataan.
Samarinda Siap Tancap Gas
Menanggapi dukungan pemerintah pusat melalui program ICP, Wali Kota Andi Harun menyampaikan apresiasi tinggi dan menilai langkah ini sebagai peluang emas untuk mempercepat reformasi tata ruang kota.
“Kami sangat mengapresiasi dan tentu mendukung penuh. Pemerintah Kota akan mengerahkan segala daya dan kapasitas, termasuk melakukan intervensi kebijakan agar arah perencanaan ini benar-benar terwujud di lapangan,” ujar Andi Harun.
Jika roadmap ICP berjalan konsisten, wajah Samarinda pada 20 tahun mendatang diproyeksikan menjadi kota modern, tertata, hijau, beridentitas kuat, serta memiliki daya tarik ekonomi baru.
“Samarinda bukan hanya penyangga IKN, tetapi bagian dari mesin yang ikut menggerakkan roda ekonomi kawasan,” tegas Wali Kota. (d)
| Pewarta | : Ahmad Syahir |
| Editor | : Hendarmono Al Sidarto |