TIMES SAMARINDA, SAMARINDA – Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Loa Janan Ilir, Samarinda, Kalimantan Timur, menjadikan keamanan dan higienitas sebagai prioritas utama dalam pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Penerapan protokol kesehatan yang ketat ini dilakukan untuk menghilangkan risiko keracunan makanan bagi ribuan pelajar penerima manfaat.
Ahli Gizi SPPG Loa Janan Ilir, Tia Rahma, Rabu (10/9/2025) menekankan komitmennya terhadap kebersihan dalam setiap tahapan produksi. "Saya selalu mengingatkan seluruh tim agar menggunakan alat pelindung diri (APD) dan menjaga kebersihan, terutama saat mencuci sayur dan lauk-pauk. Kebersihan menjadi hal yang sangat penting agar terhindar dari keracunan makanan," katanya.
Setiap hari, SPPG ini memproduksi 3.513 porsi makanan yang didistribusikan ke 12 sekolah di wilayah tersebut. Proses dimulai sejak tengah malam dengan persiapan bumbu, dilanjutkan dengan memasak lauk hewani dan nabati mulai pukul 01.00 dini hari. Untuk menjaga kesegaran maksimal, sayuran dimasak secara terpisah pada pukul 03.00.
Tia menegaskan bahwa semua masakan diproses secara bertahap, tidak sekaligus, untuk memastikan kualitas dan kesegaran terjaga. Setelah memasak selesai, makanan langsung diporsikan dan siap didistribusikan sekitar pukul 04.00 pagi.
Langkah kritis yang tidak boleh terlewat adalah uji keamanan oleh petugas khusus. "Biasanya kami mencicipi bersama dengan penanggung jawab dapur," ujarnya mengenai prosedur pengecekan rasa dan kualitas.
Prosedur ini memastikan makanan tidak hanya enak tetapi juga aman untuk dikonsumsi para siswa. Selain itu, semua peralatan masak dan dapur dicuci bersih secara menyeluruh sebelum dan sesudah digunakan, menutup celah adanya kontaminasi.
Dengan protokol yang ketat dan terjadwal ini, SPPG Loa Janan Ilir memastikan program MBG memberikan manfaat optimal bagi 3.513 siswa, sekaligus menjadi contoh terdepan dalam standar keamanan pangan untuk program sejenis.
Pewarta | : Antara |
Editor | : Faizal R Arief |