TIMES SAMARINDA, SAMARINDA – Pemerintah Kota Samarinda terus memperkuat langkah pengendalian inflasi melalui koordinasi lintas sektor yang konsisten dan terstruktur. Hal ini terlihat dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Rutin Mingguan, yang digelar Senin (6/10/2025) di Ruang Rapat Wakil Wali Kota, Gedung TP PKK Samarinda.
Rapat dipimpin langsung oleh Wakil Wali Kota Samarinda, Saefuddin Zuhri, dengan melibatkan berbagai unsur strategis: Polresta Samarinda, Kodim 0901, Kejaksaan, Inspektorat, Diskominfo, BPS, BPKAD, Bapperida, Dinas Sosial, Dinas Perikanan, Dinas Perdagangan, Dinas PUPR, Dinas Ketapangtani, Dinas Koperasi, Dinas Perhubungan, Perum Bulog, Kadin, serta sejumlah bagian di lingkungan Setda, termasuk Bagian Ekonomi, Prokompim, Pemerintahan, dan TWAP.
Pertemuan ini tidak hanya menjadi agenda rutin, tetapi juga momentum memperbarui strategi dalam menghadapi tantangan inflasi ke depan. Selain mengikuti rapat inflasi nasional secara daring bersama pemerintah pusat, Saefuddin juga memimpin diskusi internal Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk memetakan situasi terkini serta langkah penanganan jangka pendek dan menengah.
Dalam paparannya, Saefuddin memaparkan data inflasi Kota Samarinda pada September 2025 yang tercatat sebesar 2,16 persen (year-on-year) dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 108,49. Angka ini masih berada dalam ambang batas aman dan menunjukkan bahwa pengendalian harga berjalan cukup efektif.
“Kenaikan inflasi 2,16 persen masih dalam batas wajar. Pemerintah Kota bersama seluruh unsur terus berupaya menekan laju inflasi agar tetap stabil demi kesejahteraan masyarakat,” tegas Saefuddin.
Ia menambahkan, operasi pasar terus digelar secara berkala untuk menjaga kestabilan harga komoditas pokok. Stok bahan pangan, menurutnya, masih aman dan cukup. Namun, pemerintah kota tetap waspada terhadap faktor cuaca yang tidak menentu karena berpotensi memengaruhi pasokan perikanan dan hasil pertanian. Saefuddin juga memberikan penekanan penting terkait efektivitas koordinasi.
Rapat koordinasi lintas sektor (foto Bayu/PROKOPIM for TIMES Indonesia)
“Untuk efektivitas koordinasi, mohon peserta yang mengikuti rapat inflasi tidak berganti-ganti, agar komunikasi dan tindak lanjut bisa lebih cepat dan tepat,” pesannya.
Nada serupa disampaikan Asisten II Setda Samarinda, Marnabas, yang menekankan pentingnya menjaga sinergi lintas instansi. Kolaborasi inilah yang, menurutnya, menjadi kunci menjaga inflasi tetap terkendali. Ia menyoroti khusus sektor pertanian—terutama komoditas cabai—yang kerap menjadi pemicu utama inflasi daerah.
“Ketapangtani perlu terus meningkatkan produksi lokal. Cabai dan bahan pangan lain yang fluktuatif harus mendapat perhatian serius,” ujar Marnabas.
Ia juga menambahkan, operasi pasar telah terbukti efektif menjaga stabilitas harga. Pemeriksaan stok di tingkat distributor dilakukan tiap pekan, namun transparansi data menjadi tantangan tersendiri.
“Kami berharap ada kerja sama erat dengan Kejaksaan dan aparat penegak hukum lainnya, karena kadang ada distributor yang enggan membuka data stok,” tandasnya.
Data dari Bagian Ekonomi dan BPS Samarinda memperlihatkan gambaran yang relatif positif:
- Inflasi Year-on-Year: 2,16%
- Inflasi Month-to-Month: 0,14%
- Inflasi Year-to-Date: 1,72%
Penyumbang inflasi terbesar berasal dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau, serta perawatan pribadi dan jasa lainnya — terutama akibat kenaikan harga beras dan emas perhiasan. Sementara itu, sektor transportasi dan peralatan rumah tangga justru mengalami deflasi, membantu menahan laju inflasi secara keseluruhan.
TPID Samarinda pun merumuskan sejumlah rekomendasi strategis: memperkuat cadangan dan distribusi pangan lokal, terutama komoditas volatile seperti cabai dan bawang merah; mendukung produktivitas UMKM agar harga tetap terkendali; memastikan bantuan sosial tepat sasaran; serta meningkatkan transparansi data harga di level distributor.
Dengan strategi ini, Pemerintah Kota Samarinda optimistis mampu menjaga daya beli masyarakat di tengah fluktuasi harga nasional dan tekanan cuaca. Stabilitas inflasi bukan sekadar capaian teknis, melainkan fondasi penting untuk membangun ekonomi kota yang kuat, inklusif, dan berdaya tahan. (d)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Pemkot Samarinda Perkuat Koordinasi Kendalikan Inflasi, Harga Tetap Stabil di Tengah Tekanan Cuaca dan Pasar
Pewarta | : Ahmad Syahir |
Editor | : Faizal R Arief |